Jakarta -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis, (22/8) ditutup turun -0,87% atau -65,91 poin di level 7.488. IHSG hari ini (23/8) diprediksi bergerak melemah dalam kisaran 7.430-7.520.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG terkoreksi akibat aksi profit taking seiring meningkatnya tensi politik nasional menjelang Pilkada 2024. Selain itu juga ada aksi unjuk rasa terjadi menolak Revisi Undang Undang (RUU) Pilkada.
"Kekhawatiran tersebut berdampak pada nilai tukar rupiah yang melemah. Rupiah spot menyentuh Rp 15.700 per dolar AS, setelah pada minggu yang sama berada di level Rp 15.400 per dolar AS (23/8/2024). Meskipun volatilitas kondisi politik berpotensi terhadap aksi profit taking, namun investor asing masih catatkan beli bersih di pasar ekuitas sebesar Rp1,26 triliun," tulis Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam risetnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, penyaluran kredit nasional pada Juli 2024 tumbuh 12,4% yoy. Sementara, pembiayaan syariah dan UMKM tumbuh masing-masing 11,75% yoy dan 5,16% yoy. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit secara keseluruhan di tahun 2024 mencapai 10-12%.
Dari mancanegara, Indeks utama Wall Street kompak mengalami koreksi. Pelemahan tersebut sejalan dengan kembali naiknya imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun ke level 3,85% (22/8/2024). Namun, pelaku pasar menantikan pidato Jerome Powell pada pertemuan Jackson Hole Symposium di akhir pekan yang berpotensi memberikan sinyal pemangkasan suku bunga.
"Di sisi lain, data awal indeks PMI manufaktur Inggris pada Agustus 2024 naik ke level 52,5 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 52,1 sekaligus di level ekspansif dalam 4 bulan beruntun. Ekonomi Inggris diharapkan dapat menguat setelah BoE mulai memangkas suku bunga 25 bps pada Juli 2024," lanjutnya.
Rekomendasi Saham Hari Ini:
BBRI
Buy: 5.050
TP: 5.250
Stop loss: 4.850
BBRI bullish continuation setelah breakout pola inverse head and shoulder di atas MA 5,20,100. Indikator MACD bar histogram menguat dalam momentum akumulasi.
Anggaran RAPBN 2025 untuk Makan Bergizi Gratis sebesar Rp 71 triliun dan sentimen pemangkasan suku bunga menjadi katalis positif bagi segmen kredit BBRI. BBRI per Juni 2024 catatkan pertumbuhan kredit 11,2% yoy. Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) tumbuh terbatas 6,7% yoy jadi Rp69,9 triliun. Naiknya NPL yang tercermin dari melesatnya beban provisi, membuat laba bersih tumbuh minimalis 1,1% yoy menjadi Rp29,9 triliun.
JPFA
Buy: 1.590
TP: 1.640
Stop loss: 1.500
JPFA sideways di area support, menarik untuk akumulasi selama masih di atas support 1.500. Indikator MACD bar histogram melemah terbatas dalam momentum akumulasi.
Emiten sektor primer menarik di saat kondisi market cenderung wait and see. JPFA per Juni 2024 catatkan kenaikan pendapatan 14,5% yoy menjadi Rp27,65 triliun, EBITDA tumbuh 161% yoy menjadi Rp3,22 triliun dan laba bersih naik 1.705% yoy sebesar Rp1,47 triliun.
ULTJ
Buy: 1.815
TP: 1.870
Stop loss: 1.760
ULTJ berpotensi bullish reversal di area support membentuk bullish piercing. Indikator MACD bar histogram melemah terbatas dalam momentum akumulasi.
Emiten sektor konsumsi primer jadi sektor defensif di saat market volatile. Per Juni 2024, ULTJ memperoleh kenaikan laba bersih 23% yoy menjadi Rp760 miliar. Dari sisi topline pendapatan tumbuh terbatas 7,5% yoy di level Rp4,13 triliun.
(ara/ara)