Jakarta -
Sektor minyak dan gas bumi (migas) memainkan peran penting bagi perekonomian nasional. Sektor ini berkontribusi besar pada penerimaan negara yang digunakan sebagai modal pembangunan.
Selama 22 tahun, hulu migas sudah berkontribusi pada penerimaan negara sebesar Rp 5.045 triliun. Migas menjadi sumber penerimaan negara terbesar setelah pajak.
"Selama 20 tahun terakhir industri hulu migas telah menjadi penyumbang kedua terbesar penerimaan negara setelah pajak, dengan total kontribusi Rp 5.000 triliun," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dalam Peringatan 22 Tahun Mengelola Hulu Migas pada 16 Juli 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontribusi hulu migas terhadap 'kantong' negara pada paruh pertama tahun ini pun terbilang moncer. Pada semester I 2024, realisasi penerimaan negara dari hulu migas mencapai US$ 7,6 miliar atau sebesar 141% dari target yang dipatok US$ 5,41 miliar. Hingga akhir tahun, penerimaan negara dari hulu migas diperkirakan sebesar US$ 13,6 miliar atau 105% dari target yakni US$ 12,9 miliar.
Namun begitu, sektor hulu migas dihadapkan pada tantangan produksi yang terus turun. Pada semester I 2024, realisasi lifting minyak 576 ribu barel per hari (bopd). Realisasi ini masih di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 635 ribu bopd. Kemudian, realisasi lifting gas sebesar 5.301 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) yang juga di bawah target APBN, yakni 5.785 mmscfd.
Jika ditelusuri lebih jauh, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan lifting migas menukik ke bawah dalam beberapa tahun ini. Tahun 2015 lifting minyak tercatat 779 ribu bopd. Sempat naik di 2016 menjadi 829 ribu bopd, namun kemudian terus turun yakni secara berturut-turut 804 ribu bopd (2017), 778 ribu bopd (2018), 746 ribu bopd (2019), 707 ribu bopd (2020), 660 ribu bopd (2021), 612 ribu bopd (2022), dan 605,5 ribu bopd (2023).
Kondisi serupa juga terjadi pada lifting gas. Pada 2015, realisasi lifting gas tercatat 1,202 juta barel setara minyak per hari (boepd). Kemudian turun menjadi 1,180 juta boepd di 2016 dan sebanyak 1,142 juta boepd di 2017. Secara berurutan, realisasi lifting migas yakni 1,145 juta boepd (2018), 1,059 juta boepd (2019), 983 ribu boepd (2020), 995 ribu boepd (2021), 953 ribu boepd (2022), dan 960 ribu boepd (2023).
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk menggeber produksi migas ini. Apalagi, pemerintah telah menetapkan target produksi minyak sebesar 1 juta bopd dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) di 2030.
"Tentu saja itu tugas yang tidak mudah, kita membayangkan bagaimana di awal-awal periode kegiatan hulu migas ini, pengelolaan hulu migas ini yang saat itu naik, dan sampai pada posisinya, terus turun," ungkap Dwi.
Langkah yang telah ditempuh SKK Migas untuk mempertahankan produksi supaya tidak turun adalah mendorong kegiatan eksploitasi. Pengeboran sumur pengembangan pun dilakukan secara masif.
Pada semester I 2024, realisasi pengeboran sumur pengembangan mencapai 358 sumur atau sebanyak 80% dari target 446 sumur. Hingga akhir tahun, diperkirakan pengeboran sumur pengembangan ini mencapai 931 sumur atau nyaris 100% dari target yakni 932 sumur.
Target pengeboran sumur pengembangan sendiri telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019, target pengeboran sumur pengembangan hanya sebanyak 335 sumur. Target itu terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 932 sumur di 2024.
Langkah lain yang ditempuh untuk mendorong produksi ialah memacu kegiatan eksplorasi atau mencari sumber migas baru. Di semester I tahun ini, realisasi pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 17 sumur dari target 21 sumur. Di akhir 2024, pengeboran sumur eksplorasi diperkirakan sebanyak 48 sumur atau 100% dari target.
Kegiatan eksplorasi yang terus dipacu itu telah membuahkan hasil dalam 2 tahun terakhir yang ditandai dengan penemuan sumber migas raksasa. Pada tahun 2022 lalu, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil yang merupakan bagian dari Harbour Energy menemukan sumber migas pada sumur eksplorasi Timpan-1 di Wilayah Kerja (WK) Andaman II. Berdasarkan hasil pengujian, sumur mengalirkan gas sebesar 27 mmscfd dan 1.884 barel kondesat per hari.
Penemuan jumbo berikutnya yakni pada sumur Geng North-1 di WK North Ganal, Kalimantan Timur oleh Eni di tahun 2023. Perkirakan awal gas in place mencapai 5 triliun cubic feet (tcf). Penemuan ini disebut-sebut sebagai salah satu dari 3 temuan eksplorasi terbesar di dunia di tahun 2023.
Jelang tutup tahun 2023, KKKS Mubadala Energy menemukan sumber migas dari sumur eksplorasi Layaran-1 pada WK South Andaman. Adapun potensi dari temuan tersebut mencapai 6 tcf gas in place, atau lebih besar dari Geng North-1 yang masuk dalam tiga besar temuan eksplorasi dunia.
"Alhamdulillah dalam 2 tahun terakhir yang lalu, kita menemukan 3 giant discovery, kemudian beberapa yang big fish, mudah-mudahan itu merupakan sebuah tanda atau peringatan bahwa Indonesia kembali ke momen eksplorasi," ujar Dwi.
Bidik Investor Potensial
Selain itu, upaya untuk menggaet investor terus dilakukan agar mereka mau mengebor sumber migas di Tanah Air. Bersama Kementerian ESDM, SKK Migas membidik investor-investor potensial.
"Pada dasarnya kami menginisiasi tentunya dengan teman-teman dari Dirjen Migas pertemuan dengan potential investor. Tentunya kita juga menunjukkan potential opportunities," ujar Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara dalam konferensi pers Kinerja Hulu Migas Semester I Tahun 2024.
Salah satu yang ditawarkan ialah discovery resources opportunity yakni area yang pernah ditemukan sumber migas tapi tidak jadi dikembangkan. Tak hanya itu, skema kemitraan juga dijajaki.
Beberapa waktu lalu, Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berkunjung ke China bertemu dengan tiga perusahaan China, yakni China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), China Petroleum & Chemical Corporation (Sinopec), dan China National Petroleum Corporation (CNPC) untuk menjajaki potensi kemitraan.
Benny menjelaskan, target produksi minyak 1 juta barel per hari merupakan target yang menantang. Dia mengatakan, kalau tidak ada eksplorasi yang signifikan dan Enhance Oil Recovery (EOR) atau pengurasan tahap lanjut tidak berjalan, maka akan sulit mencapai target tersebut.
"Harus ada discovery baru, harus ada EOR jalan, salah satu yang bisa mempercepat itu adalah kemitraan. Kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang telah terbukti bisa melaksanakan eksekusi EOR," ungkapnya.
Sejalan dengan itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah menyiapkan sejumlah kebijakan agar sektor hulu migas ini menjadi lebih menarik. Salah satunya terkait pajak tidak langsung (indirect tax) seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan bea masuk yang saat ini masih dikenakan dalam tahap eksploitasi. Saat ini, kata dia, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2017 dan PP Nomor 53 tahun 2017 tengah diperbaiki.
"Jadi yang pertama ini nanti ada pajak-pajak yang dianggap terlalu banyak membebani itu akan disesuaikan, supaya tidak numpuk-numpuk lah, banyak," kata Arifin saat berbincang dengan awak media pada 2 Agustus 2024 lalu.
Kemudian, pemerintah juga menyiapkan skema new gross split. Gross split sendiri merupakan skema kontrak bagi hasil dalam kegiatan hulu migas berdasarkan prinsip pembagian gross produksi tanpa mekanisme pengembalian biaya produksi.
Pada skema new gross split, Arifin menerangkan, pemerintah menyederhanakan komponen tambahan split supaya lebih implementatif, dari 13 komponen menjadi 5 komponen. Kemudian, adanya tambahan split untuk kontraktor supaya lebih menarik.
"Jadi untuk yang daerah produksi-produksi yang sangat marjinal mereka bisa mendapatkan split yang lebih besar. Contohnya ini nanti untuk yang migas non konvensional, yang shale oil, itu nanti mereka bisa dapat lebih besar karena memang cost-nya banyak, risikonya tinggi, dan PSC-nya (production sharing contract) itu kepingin gross split supaya bisa cepat," jelas Arifin.
Terkait PBB Tubuh Bumi, Arifin mengatakan, pihaknya berupaya agar pada tahap eksploitasi tetap menarik untuk investasi. Dia menerangkan, PBB Tubuh Bumi saat ini dikenakan kepada KKKS terhadap total lifting, termasuk pada bagian pemerintah. Menurutnya, seharusnya hanya dikenakan pada lifting bagian KKKS saja.
"Ini yang memang policy-policy baru yang kita upayakan supaya migas... karena dalam transisi ini kita memang berbalapan. Kalau kita tidak cepat transisi energi bersih, maka importasi energi kita akan banyak. Terutama minyak untuk transportasi," ujar Arifin.
Diakui pelaku usaha hulu migas tergabung dalam Indonesian Petroleum Association (IPA), banyak perubahan telah terjadi di sektor hulu migas, terutama dalam lima tahun terakhir. Perubahan yang diklaim lebih baik itu terkait dengan kegiatan operasional hulu migas di Indonesia, pemeriksaan plan of development (POD) atau rencana pengembangan, upaya meningkatkan daya tarik investasi, cara komunikasi dan hubungan dengan investor, serta pemahaman akan gejolak industri yang terjadi secara global.
Namun, Direktur Eksekutif IPA Marjolijn Wajong mengatakan, masih ada sejumlah hal yang perlu dilakukan oleh SKK Migas antara lain meningkatkan koordinasi dengan berbagai kementerian/lembaga serta pemerintah daerah untuk lancarnya kegiatan hulu migas. Khususnya, terkait perizinan dan penentuan harga gas domestik.<...